Pages

Minggu, 20 November 2011

Masturbasi wajar kok, kata ahli seks

Benarkah masturbasi merupakan bentuk penyimpangan perilaku seksual? Apakah hanya pria yang melakukan masturbasi? Banyak hal seputar masturbasi yang kerap dipertanyakan, sehingga menimbulkan berbagai mitos yang belum bisa dipastikan kebenarannya.

Namun ada empat mitos yang jelas salah namun sering dianggap benar oleh banyak orang. Ini dia mitos-mitos seputar masturbasi yang keliru, seperti dikutip dari Intimate Medicine.

1. Masturbasi, Seks yang Tidak Normal

Banyak anggapan bahwa masturbasi adalah perilaku seks yang menyimpang. Faktanya, masturbasi adalah hal yang sangat wajar terjadi pada pria maupun wanita. Masturbasi merupakan bentuk rangsangan seksual yang diakhiri dengan orgasme, hanya saja tidak melibatkan pasangan.

Seorang seksolog, Dr. Deidre seperti dikutip dari The Sun mengungkapkan bahwa tak ada yang salah dari perilaku tersebut. Menurut Deidre, jika ada orang yang mengalami masalah untuk mencapai orgasme, biasanya mereka dianjurkan untuk mempelajari cara masturbasi. Hal itu dilakukan agar mereka tahu mengenai apa yang membuat mereka puas dan diharapkan dapat mengomunikasikan hal itu pada pasangan masing-masing.

Masturbasi bisa dikatakan bermasalah atau tidak normal, jika dilakukan karena seseorang merasa tidak puas dengan performa pasangannya. Hal itu mengindikasikan ada masalah dalam kehidupan seksual mereka dan sebaiknya segera konsultasikan dengan ahli.

2. Masturbasi Berbahaya Bagi Kesehatan

Banyak anggapan yang menyebut bahwa masturbasi adalah salah satu bentuk dari penyimpangan seksual. Mitos yang selama ini beredar, masturbasi bisa menurunkan kualitas sperma, melukai alat vital bahkan menimbulkan kebutaan.

Faktanya, masturbasi sama sekali tidak berbahaya jika dilakukan secara benar dan wajar. Masturbasi tidak menimbulkan risiko apabila dilakukan satu bulan sekali, atau maksimal tiga kali sehari. Tapi perlu diwaspadai jika masturbasi mulai dilakukan secara kompulsif, yang artinya, kemampuan untuk menahan hasrat seksual tak bisa lagi dibendung sehingga timbul perilaku seksual yang menyimpang. Untuk masalah ini, disarankan minta saran dari psikiater dan terapis seks.

3. Hanya Pria yang Melakukan Masturbasi

Secara statistik, masturbasi lebih umum di kalangan pria. Tapi bukan berarti wanita tidak pernah melakukan masturbasi. Untuk meningkatkan kepuasaannya dalam bercinta, wanita pun kerap bermasturbasi dan biasanya menggunakan sex toys.

Wanita yang suka masturbasi perlu waspada karena jika tidak hati-hati, bisa merusak selaput dara. Selaput dara terletak di mulut Miss V, area itu berupa lipatan mukosa yang bentuknya tidak sama antara satu wanita dengan wanita lain. Ada yang berupa lipatan mukosa melingkari dinding vagina, ada juga yang berupa membran berlubang-lubang di mulut vagina. Kelenturan dari selaput dara ini juga berbeda-beda pada tiap wanita, ada yang mudah robek dan ada yang sangat lentur sehingga sulit untuk terjadinya robekan.

4. Hanya Pria/ Wanita Single yang Melakukan Masturbasi

Masturbasi memang kerap dilakukan individu yang masih hidup sendiri untuk memuaskan hasrat seksnya. Namun berdasarkan survei, masturbasi juga kadang dilakukan pasangan yang sudah menikah. Alfred Kinsey, biolog asal Amerika Serikat pernah melakukan survei mengenai perilaku seksual pada awal abad 20. Dari hasil survei, Kinsey menemukan sekitar 40% pria dan 30% wanita yang terikat dalam jalinan asmara dan berhubungan seksual, juga melakukan masturbasi secara rutin.

sumber : http://www.waspada.co.id

Selasa, 15 November 2011

5 Peran Suami di Masa Kehamilan

Kehamilan adalah masa yang penuh beban fisik dan mental bagi wanita. Secara fisik dia mengalami perubahan dahsyat di tubuhnya karena harus mendukung perkembangan janin dari hanya seukuran ujung jarum menjadi bayi sempurna berbobot sekitar 3 kg dalam 9 bulan. Dia juga harus mengubah gaya hidup, mempelajari dan memikirkan banyak hal pada saat bersamaan. Dia harus mempelajari semua hal yang dapat membahayakan janinnya dan mungkin cemas dengan apa yang dapat terjadi pada bayi dan dirinya.
Anda tidak boleh menganggap enteng tekanan dan beban yang dialami istri Anda saat hamil. Anda perlu berempati dan siap membantu dengan cara apapun yang Anda bisa. Seorang suami yang tidak mendampingi istrinya atau terlalu sibuk untuk peduli di masa-masa penting ini akan kehilangan kesempatan emas untuk menunjukkan cinta dan dukungannya kepada istri dan buah hatinya.
Apa yang bisa Anda lakukan untuk mendukung istri Anda yang sedang hamil?

1. Curahkan perhatian

Pria tidak memerlukan perhatian sebanyak wanita. Akibatnya, mereka sering tidak menyadari bahwa wanita memiliki kebutuhan lebih banyak untuk diperhatikan, apalagi di masa kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa seorang wanita yang jarang disentuh atau tidak dipedulikan secara emosional akan mengembangkan depresi, rasa rendah diri dan kurang percaya diri. Istilah “jablai” (jarang dibelai) yang bernada olok-olok itu ada benarnya. Istri yang “jablai” dapat mengembangkan kondisi emosi negatif yang berpengaruh terhadap janin dan hubungan rumah tangga di masa depan.
Untuk menunjukkan perhatian Anda, jadilah pengamat aktif. Perhatikan perubahan-perubahan bersamanya. Amati tendangan bayi Anda. Bacakan atau perdengarkan lantunan ayat-ayat suci ketika bayi Anda sudah bisa mendengar (bayi mulai dapat mendengar sejak usia 20 minggu). Bicarakan perasaan Anda dengan istri Anda dan dengarkan apakah dia memiliki perasaan yang sama. Ketahuilah bagaimana bayi Anda tumbuh di dalam rahim dengan mengunjungi situs-situs kesehatan atau membeli buku-buku kehamilan dan melahirkan. Berbicaralah dan cium bayi di dalam perut istri Anda seolah-olah dia sudah berada di gendongannya.

2. Jadilah suami SIAGA

Ya, seperti jargon kampanye kesehatan pemerintah itu, Anda harus “siap mengantar dan menjaga” istri Anda di sepanjang masa kehamilan sampai melahirkan. Kurangilah beban kerja di kantor agar Anda memiliki lebih banyak waktu di rumah bersama istri Anda. Usahakan untuk selalu mendampingi istri Anda dalam semua kunjungan pemeriksaan kehamilan ke bidan atau dokter.
Jangan hanya diam di sana, tanyakan setidaknya satu pertanyaan. Jangan mengkritik istri Anda di depan orang banyak, misalnya karena dia makan sayuran terlalu sedikit atau tidak disiplin minum suplemen vitamin. Selama kunjungan kehamilan pada akhir trimester pertama (1-3 bulan kehamilan), Anda bisa mendengar detak jantung bayi. Di kunjungan trimester kedua (4-6 bulan), dalam pemeriksaan USG Anda dapat melihat kepala, tangan dan kaki bayi Anda. Anda bahkan dapat mengetahui jenis kelamin bayi Anda. Pada kunjungan trimester ketiga (7-9 bulan), tanyakan kepada bidan atau dokter bagaimana Anda bisa membantu selama proses melahirkan. Anda mungkin dapat mendampingi istri Anda di ruang persalinan selama proses melahirkan.

3. Jaga kesehatan istri Anda

Bantulah istri Anda tetap sehat selama kehamilan. Dukung dia untuk menciptakan gaya hidup sehat di masa kehamilan dan menghindari bahaya di tempat kerja dan rumah tangga. Bila Anda merokok, inilah saatnya untuk berhenti merokok. Asap rokok tidak baik untuk wanita hamil dan bayi. Dampingi dia mengatasi keluhan di masa kehamilan seperti “morning sickness”, sakit kepala dan sejenisnya. Sesekali, pijat-pijatlah punggungnya yang mungkin terasa pegal (dengan balsem bila perlu). Pastikan bahwa istri Anda makan dengan baik. Tuangkan gelas air tambahan untuk dia minum. Ajaklah dia untuk pergi keluar dan berjalan atau olahraga lainnya setengah jam setiap hari.

4. Layani istri Anda

Temani istri Anda berbelanja untuk mencari aksesoris dan kebutuhan bayi lainnya. Bersabarlah bila dia terlalu lama memilih-milih belanjaan atau menanyakan aneka pilihan yang menurut Anda “tidak penting”. Wanita memang suka berbelanja! Bawakan tasnya, bahkan jika tidak terlalu berat, untuk menciptakan suasana kebersamaan dan penuh perhatian. Tawarkan diri untuk memasak dan membersihkan rumah saat dia lelah. Hal-hal seperti itu akan membuatnya merasa bisa mengandalkan Anda dalam segala situasi dan akan meningkatkan semangat dan rasa cintanya pada Anda.
Tetaplah melakukan hubungan seks jika Anda berdua ingin melakukannya. Selama dokter mengatakan tidak apa-apa, hubungan seks tidak berbahaya untuk kehamilan. Istri Anda mungkin ingin melakukannya lebih sering atau kurang sering daripada sebelum dia hamil. Hasrat seksualnya dapat berubah sejalan dengan perubahan tubuhnya.

5. Bicarakan rencana-rencana

Bicarakan dengan istri Anda apa yang Anda inginkan mengenai bayi Anda. Tentukan di mana bayi Anda akan tidur dan lakukan perubahan di rumah Anda untuk menyambut sang bayi. Jika Anda khawatir tidak memiliki cukup uang, tips berikut dapat membantu Anda:
  • Tanyakan kepada anggota keluarga dan teman-teman apakah Anda dapat meminjam tempat tidur, kereta dorong, gendongan, selimut, popok dan pakaian bayi. Mungkin di antara mereka ada yang anaknya sudah besar dan tidak berencana untuk memiliki anak lagi sehingga dengan senang hati meminjamkan barang-barang itu kepada Anda.
  • Kunjungi toko-toko barang bekas. Mereka mungkin ada yang menyediakan perlengkapan bayi dengan kondisi bagus dan harga murah.
Diskusikan nama yang akan diberikan padanya. Nama adalah hadiah terbaik yang dapat kita berikan kepada anak kita. Pilihlah nama terbaik yang dapat Anda temukan dan sepakati.

sumber: majalahkesehatan.com

Senin, 14 November 2011

Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual (PMS) atau kadang-kadang disebut infeksi menular seksual (IMS) adalah penyakit yang menyebar melalui hubungan seks. Orang awam lebih sering menyebutnya penyakit kelamin. PMS ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan lesi penyakit. Selain melalui kontak seksual, PMS juga dapat menular lewat penggunaan bersama jarum suntik  dan dari ibu ke anak sebelum, selama atau setelah persalinan.
PMS terutama berisiko pada mereka yang berganti-ganti pasangan. Semakin sering Anda berganti pasangan, semakin besar risiko Anda terinfeksi PMS. Risiko PMS dapat dikurangi dengan perilaku seks yang aman.
PMS memengaruhi baik pria maupun wanita. Namun, masalah kesehatan dan konsekuensi jangka panjang PMS cenderung lebih parah pada wanita. Beberapa PMS dapat menyebabkan infeksi radang panggul, abses tuba falopi/ovarium, dan parut organ reproduksi yang dapat menyebabkan kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim), infertilitas dan bahkan kematian.

Jenis

Beberapa jenis penyakit menular seksual yang paling umum:
  • Klamidia. Infeksi klamidia adalah salah satu PMS yang paling umum. Klamidia adalah bakteri berbentuk bola. Banyak orang yang terinfeksi klamidia tidak memiliki gejala sehingga tidak menyadarinya. Hal ini meningkatkan risiko menular ke pasangan dan berkembang kronis menjadi radang panggul. Bila timbul gejala, Klamidia dapat ditandai dengan keluarnya cairan dari penis/vagina, rasa gatal di kelamin, dan rasa sakit saat buang air kecil dan berhubungan seks. Klamidia dapat diobati dengan antibiotik.
  • Gonore (GO). Gonore adalah PMS yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini menginfeksi tidak hanya organ seks, tapi juga tenggorokan atau rektum, tergantung praktik seksual yang dijalankan. Gonore bisa terjadi tanpa gejala. Bila ada, gejalanya sangat mirip dengan Klamidia. Banyak penderita gonore juga terinfeksi klamidia. Untungnya, antibiotik yang memberantas klamidia juga efektif untuk gonore .
  • Herpes genitalis. Herpes genital biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) Tipe II. Lesi herpes ditemukan baik di bagian luar maupun dalam alat kelamin, di sekitar anus dan rongga mulut. Tidak ada obat untuk herpes genital. Virus terus berada di dalam ganglia saraf. Dengan pertahanan tubuh yang baik, kemunculan gejala dapat ditekan. Bila sistem kekebalan tubuh buruk, infeksi dapat kambuh.
  • HIV/AIDS. AIDS adalah PMS paling berbahaya yang disebabkan infeksi HIV (human immunodeficiency virus). Virus ini hadir di semua cairan tubuh, terutama terkonsentrasi di air mani dan darah. Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh yang mengandung virus ini. Infeksi HIV/AIDS tidak bisa disembuhkan sampai saat ini, tapi diagnosis dini sangat penting. Semakin cepat diketahui adanya infeksi HIV, semakin terlindungi calon pasangan Anda dan semakin tepat perawatan medis dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang harapan hidup pasien.
  • Kutil kelamin. Kutil kelamin disebabkan oleh virus papiloma manusia (HPV). Kutil biasanya hadir di penis atau vulva dan juga dapat terjadi di sekitar dubur atau rongga mulut. Kutil kelamin dapat diobati dengan krim khusus dan pembedahan. Beberapa vaksin yang melindungi dari kanker serviks juga dapat mencegah virus penyebab kutil kelamin.
  • Sifilis (raja singa). Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Setelah infeksi awal, bakteri menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan ruam kulit, demam, lelah dan kehilangan rambut.  Sifilis dapat diobati dengan antibiotik .
  • Hepatitis. Hepatitis B,C,D dan E dapat ditularkan melalui hubungan seksual, namun yang paling umum adalah hepatitis B dan D. Virus hepatitis menyerang liver dan dapat menyebabkan sirosis dalam jangka panjang. Meskipun tidak ada obat bagi yang sudah terinfeksi, vaksin hepatitis B tersedia untuk pencegahan hepatitis B dan D.

Tips untuk Anda

  • PMS hanya dapat dicegah 100% dengan tidak berhubungan seksual dan melakukan kontak cairan tubuh. Tidak berganti-ganti pasangan seksual dan menggunakan kondom secara konsisten dapat mengurangi risikonya secara signifikan.
  • Jaga kebersihan diri untuk mengurangi risiko terinfeksi. Cuci daerah kelamin luar dengan air dan sabun ber-pH netral. Hindari penggunaan sabun antiseptik kuat atau sejenisnya di daerah kelamin Anda.
  • Ketika ada gejala seperti lesi kulit, gatal atau sensasi terbakar di daerah kelamin Anda, segeralah berkonsultasi dengan dokter agar dapat ditangani sejak dini bila perlu. Hindari seks tanpa pengaman dalam periode ini agar Anda tidak menulari pasangan Anda.
  • Jangan berbagi jarum suntik dengan siapa pun.
sumber : malajahkesehatan.com

Bakteri Penyebab Keracunan Makanan

Keracunan makanan dapat disebabkan mengkonsumsi makanan beracun (misalnya, beberapa jenis jamur liar, keong racun, ikan buntal, tempe bongkrek, dll) atau mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri atau zat beracun lainnya. Ada lebih dari 250 jenis bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan, yang paling umum di antaranya adalah clostridium botulinum, salmonella gastro, dan escherichia coli.
1. Clostridium botulinum
Bakteri Clostridium botulinum menghasilkan racun yang mencegah transmisi impuls saraf ke otot . Mual, muntah dan kram perut adalah gejala umum yang ditimbulkannya. Efek dimulai pada syaraf di kepala sehingga menyebabkan penglihatan kabur/ganda dan kesulitan menelan, kemudian menyebar ke punggung sehingga menyebabkan kelumpuhan otot lengan, otot pernapasan, dan mungkin juga otot kaki. Gejala ini biasanya muncul 4-36 jam setelah menelan toksin, tetapi bisa memakan waktu hingga delapan hari.
Makanan kaleng adalah sumber utama botulisme (keracunan botulinum). Selain itu, botulisme juga dapat bersumber dari makanan bayi, yang dapat berakibat fatal bagi kelompok usia ini. Cara terbaik untuk mencegah botulisme adalah mengikuti petunjuk yang benar dalam menyiapkan dan menyajikan makanan di rumah. Makanan yang terkontaminasi sering memiliki bau busuk, meskipun tidak selalu demikian.
Botulisme adalah kedaruratan medis yang harus segera mendapatkan perawatan. Dengan tersedianya antitoksin, 90% lebih pasien botulisme dapat diselamatkan.
2. Salmonella gastro
Salmonellosis mengacu pada sejumlah penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini adalah demam tifoid. Bentuk umum salmonellosis adalah gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri salmonella gastro. Bakteri ini dapat menyebar dari orang ke orang dan dari hewan ke orang. Makanan yang biasanya mengandung salmonella adalah daging, daging unggas, susu dan telur. Salmonella sering ditularkan melalui kontak dengan kotoran atau pakan ternak atau melalui makanan yang terkontaminasi kotoran hewan. Buah dan sayuran yang tidak dicuci dengan bersih juga dapat menyebarkan bakteri ini.’
Gejala gastroenteritis yang disebabkan oleh salmonella termasuk mual, kram perut dan diare. Pada kasus yang parah, ada lendir dan darah pada tinja. Gejala awal biasanya muncul 12 sampai 24 jam setelah menelan makanan yang terkontaminasi. Keracunan ini biasanya tidak serius dan berlangsung selama dua sampai lima hari. Namun, salmonellosis bisa berakibat fatal pada bayi, lansia dan pasien yang sakit parah. Pada kasus yang sangat jarang, salmonella bisa menembus aliran darah sehingga menyebabkan artritis, penyakit jantung, infeksi tulang dan masalah perut jangka panjang.
Perawatan infeksi yang disebabkan oleh salmonella melibatkan banyak minum untuk mengganti cairan yang hilang karena diare. Jika korban kehilangan terlalu banyak cairan, dia harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan infus. Antibiotik dan obat anti-diare mungkin diberikan untuk mengontrol gejala yang parah.
3. Escherichia coli
Kebanyakan strain Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri bermanfaat yang hidup dalam sistem pencernaan. Mereka tidak menyebabkan penyakit. Namun beberapa strain E. coli dapat menyebabkan efek keracunan pada tubuh. Salah satu strain yang paling ditakuti adalah E. coli 0157 yang menghasilkan racun yang disebut toksin Shiga. Racun ini merusak sel-sel dinding usus sehingga menimbulkan perdarahan. Toksin E. coli 0157 juga memecah sel darah merah, menyebabkan anemia dan menurunkan jumlah trombosit. Pada 10% kasus, keracunan E. coli berlanjut sehingga menyebabkan kerusakan ginjal dan organ penting lainnya. Risiko kematian terutama tinggi pada anak-anak dan lansia.
E. coli 0157 memiliki masa inkubasi antara 1-3 hari. Waktu tersebut dibutuhkan bakteri untuk melakukan perjalanan ke usus besar dan berkembang biak di sana ke tingkat yang menyebabkan masalah. Karena bakteri terutama memengaruhi usus besar, gejala utama adalah sakit perut dan diare. E. coli 0157 jarang menyebabkan muntah, meskipun penderita merasakan sakit perut dan diare hebat sehingga ada bintik-bintik darah segar di tinjanya. Berbeda dengan jenis keracunan makanan lainnya, E. coli 0157 sangat gigih dan membutuhkan waktu seminggu atau lebih sebelum diare mereda.
Keracunan E. coli timbul karena mengkonsumsi daging, khususnya daging sapi cincang. Jika daging tidak matang sepenuhnya, bakteri dapat bertahan hidup dan berkembang biak di dalam tubuh kita bila dikonsumsi. Hanya perlu 10 bakteri hidup dalam burger atau sosis untuk dapat menyebabkan keracunan makanan E. coli. Bakteri ini juga dapat menyebar melalui makanan atau air yang tercemar kotoran hewan.
E. coli tidak terpengaruh oleh obat antibiotik. Perawatan keracunan E. coli hanya bersifat suportif dengan banyak mengganti cairan yang hilang. Orang yang mengalami masalah ginjal akibat komplikasi mungkin perlu perawatan dialisis.
Salah satu wabah terbesar E.coli 0157, terjadi di Wishaw di Skotlandia pada tahun 1996 yang disebabkan oleh daging yang terkontaminasi. Sekitar 200 orang jatuh sakit, dua puluh di antaranya meninggal dunia.

sumber : majalahkesehatan.com