Pages

Minggu, 23 September 2012

10 Rutinitas bangun tidur yang membangkitkan energi

berikut 10 rutinitas bangun tidur yang dapat membuat Anda bersemangat menjalani aktivitas sepanjang hari:

1. Peregangan
Ketika pertama kali membuka mata saat bangun di pagi hari, pikiran masih kabur dan susah untuk fokus. Agar pikiran dapat segera fokus dan siap untuk beraktivitas, cobalah untuk melakukan peregangan sederhana di kasur seperti pose yoga. Hal ini akan membantu Anda membangun energi untuk bangkit dari kamar tidur dan bersiap memulai aktivitas.

2. Latihan ringan
Setelah beranjak dari tempat tidur, lakukan beberapa latihan untuk memperlancar aliran darah. Hal ini adalah cara yang paling bagus untuk memulai hari agar lebih berenergi, misalnya dengan cara berjalan-jalan, sit-up atau push-up singkat.

3. Jangan terlalu banyak minum kopi
Kafein dalam kopi memang membuat Anda lebih terjaga dan waspada, tetapi jika jumlahnya berlebihan atau lebih dari dua cangkir dapat menimbulkan beberapa efek negatif pada kesehatan. Kopi juga bersifat diuretik yang meningkatkan jumlah urin dan menyerap kalsium yang dibutuhkan tulang.

4. Minum lebih banyak air putih
Ketika tidur, Anda akan kehilangan cairan tubuh, sehingga akan merasa kehausan ketika bangun di pagi hari. Minumlah beberapa gelas air putih dingin untuk menyegarkan tubuh dan membantu untuk merangsang sistem saraf dan saluran pencernaan.

5. Konsisten dengan tidur
Pergi tidur dan bangunlah pada waktu yang sama setiap hari karena tubuh Anda menyukai konsistensi. Menetapkan jam tidur lebih awal di malam hari akan memudahkan Anda bangun di pagi hari.

6. Setel alarm dengan musik yang lembut
Terbangun karena suara jam alarm yang keras dan berisik dapat menempatkan Anda pada risiko yang lebih besar terkena serangan jantung. Pilihlah suara musik lembut sebagai nada alarm yang disetel dengan volume yang meningkat agar Anda tidak terlalu kaget.

7. Matikan alat elektronik
Matikan alat elektronik seperti komputer atau TV sebelum Anda pergi tidur. Lampu yang terlalu terangjuga dapat mengganggu otak ketika tidur, sehingga sulit untuk dapat tidur dengan nyenyak. Tidur yang nyenyak akan membuat Anda bangun dengan lebih berenergi di pagi hari.

8. Segeralah mandi
Mandi dapat membangunkan kembali sistem saraf tubuh setelah tidur dan membuat Anda merasa lebih bugar untuk memulai aktivitas.

9. Sarapan pagi
Perut akan kosong ketika bangun tidur di pagi hari, padahal tubuh membutuhkan energi untuk bergerak. Sarapan yang sehat setiap pagi dapat menyumbangkan energi untuk memulai aktivitas.

10. Bernapas dalam-dalam
Bangun pagi pada sebagian orang akan diikuti perasaan cemas karena hal-hal yang akan dihadapinya di siang hari, sehingga mulailah hari dengan menarik napas dalam-dalam agar lebih rileks.

Senin, 17 September 2012

5 Imunisasi Dasar

1.    Pengertian
Imunisasi berasal dari kata Imun, kebal atau resistan.  Anak di imunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.  Anak kebal atau resistan terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain (Notoadmodjo, 1997 : 37).
2.    Tujuan
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.  Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio dan tubercoluse (Notoadmodjo, 1997 : 39).
Tujuan dari pemberian imunisasi adalah sebagai berikut :
a.    Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu.
b.    Apa bila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang yang dapat menimbulkan cacat dan kematian
(Dick. George, 1992 : 26).
3.    Jenis-Jenis Imunisasi
Pada dasarnya ada 2 (dua) jenis imunisasi :
a.    Imunisasi pasif (passive immunization)
Imunisasi pasif ini adalah “Immunoglobulin” jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak (measles pada anak-anak).
b.    Imunisasi aktif (active immunization)
  1. Imunisasi yang diberikan pada anak adalah :
  2. BCG, untuk mencegah penyakit TBC
  3. DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, pertusis dan tetanus
  4. Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis
  5. Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles)
  6. Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis B
(Notoatmodjo. 1997 : 39)
4.    Penyakit yang Dapat di Cegah Dengan Imunisasi
a.    TBC
Untuk mencegah timbulnya tuberkolosis (TBC) dapat dilakukan imunisasi BCG. Imunisasi BCG adalah singkatan dari Basillus Calmatto Guenin. Nama ini diambil dari nama penemu kuman yaitu Calmotto dan Guenin yang digunakan tersebut sejak tahun 1920 dibiakkan sampai 230 kali selama 13 tahun
Di Negara yang telah maju, imunisasi BCG diberikan kepada mereka yang mempunyai resiko kontak dengan penderita TBC dan uji tuberkulinya masih negative, misalnya dokter, mahasiswa kedokteran, dan perawat. Uji tuberculin adalah suatu tes (uji) untuk mengetahui apakah seseorang telah memiliki zat anti terhadap penyakit TBC atau belum.
Di Indonesia pemberian imunisasi BCG tidak hanya terbatas pada mereka yang memiliki resiko tinggi mengingat tingginya kemungkinan infeksi kuman TBC. Imunisasi BCG diberikan pada semua bayi baru lahir sampai usia kurang dari dua bulan. Penyuntikan biasanya dilakukan dibagian atas lengan kanan (region deltoid) dengan dosis 0,05 ml reaksi yang mungkin timbul setelah penyuntikan adalah :
Kemerah-merahan disekitar suntikan, dapat timbul luka yang lama sembuh di daerah suntikan, dan terjadi pembengkakan di kelenjar sekitar daerah suntikan (biasanya di daerah ketiak).
Bila terjadi hal tersebut di atas yang penting adalah menjaga kebersihan terutama daerah sekitar luka dan segera bawa ke dokter.
b.    Difteri, Pertusis dan Tetanus
Penderita difteri, pertusis, dan tetanus ini bila tidak segera mendapat pertolongan yang memadai maka berakibat fatal. Imunisasi DPT dimaksudkan untuk mencegah ketiga penyakit tersebut di atas. Imunisasi dasar diberikan tiga kali, pertama kali bersama dengan BCG dan polio, kemudian berturut-turut dua kali dengan jarak masing-masing 4 minggu (1 bulan). Imunisasi ulangan dapat dilakukan 1 tahun setelah imunisasi ketiga dan pada saat usia masuk sekolah dasar (5-6 tahun). Imunisasi selanjutnya dianjurkan tiap lima tahun dengan imunisasi DT (tanpa pertusis).
c.    Poliomyelitis
Penderita poliomyelitis apabila terhindar dari kematian banyak yang menderita kecacatan sehingga imunisasi sebagai usaha pencegahan sangat dianjurkan.
Imunisasi polio di Indonesia dilakukan dengan cara meneteskan vaksin sabin sebanyak 2 tetes di mulut. Pertama kali diberikan bersama BCG dan DPT pertama pada usia dua bulan. Kemudian diulang dengan jarak 4 minggu sebanyak 4 kali. Imunisasi ulangan dilakukan satu tahun, setelah imunisasi dasar ke-4 dan saat masuk SD (6-7 tahun). Imunisasi tambahan dapat diberikan apabila ada resiko kontak dengan virus ganas.
d.    Hepatitis B
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksin hepatitis B yang dipakai untuk program pemerintah di Indonesia adalah vaksin buatan Korean Green Cross yang dibuat dari plasma darah penderita hepatitis B. Adapula vaksin yang dibuat secara sintetis. Vaksin ini dibuat dari sel ragi, misalnya H-B Vak II yang dikembangkan oleh MSD (Merck Sharp dan Dohme). Adapun cara pemakaiannya (vaksin dari Koerean Green Cross) sebagai berikut :
1.    Imunisasi dasar dilakukan tiga kali. Dua kali pertama untuk merangsang tubuh menghasilkan zat anti dan yang ketiga untuk meningkatkan jumlah zat anti yang sudah ada
2.    Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah untuk bayi baru lahir (0 – 11 bulan) dengan satu kali suntikan dosis 0,5 ml satu bulan kemudian mendapat satu kali lagi. Setelah itu, imunisasi ketiga diberikan pada saat bayi berusia 6 bulan, mengenai waktu pemberian suntikan yang ketiga ada beberapa pendapat. Untuk pelaksanaan program diberikan 1 bulan setelah suntikan kedua. Hal ini semata-mata untuk kemudahan dalam pelaksanaan, tetapi kekebalan yang didapat tidaklah berbeda. Imunisasi hepatitis B ulangan dilakukan setiap 5 tahun sekali.
e.    Campak
Pencegahan penyakit campak dapat dilakukan melalui imunisasi. Imunisasi campak dilakukan ketika bayi berumur sekitar 9 bulan. Imunisasi campak hanya dilakukan satu kali dan kekebalannya bisa berlangsung seumur hidup. Imunisasi campak bisa diberikan sendiri atau bersama dalam imunisasi MMR (Sudarmanto, 1997 : 22).
5.    Jadwal Pemberian Imunisasi

JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI

Jenis Vaksin Jumlah Vaksinasi Selang Waktu Pemberian Sasaran
BCG 1 kali - Bayi 0 – 11 bulan
DPT 3 kali (DPT 1,2,3) 4 minggu Bayi 2 – 11 bulan
Polio 4 kali (Polio 1,2,3,4) 4 minggu Bayi 2 – 11 bulan
Hepatitis B 3 kali (Hepatitis 1,2,3) 4 minggu Bayi 0 – 6 bulan
Campak 1 kali - Bayi 9 – 11 bulan
6.    Efek Samping dan Penatalaksanaan
a.    BCG
Pembengkakan kelenjar regional menjadi pecah; ulkus, luka dibiarkan (tidak perlu diinsisi ataupun kompres).
b.    DPT
Efek samping dan penatalaksanaan imunisasi DPT adalah sebagai berikut:
1.    Demam ringan berikan kompres dan anti piretik,
2.    Rasa sakit di daerah suntikan (1-2) hari kapan perlu berikan analgetik,
3.    Jarang demam tinggi atau kejang,
4.    Penanganan kejang positif, berikan anti convulsan.
c.    Polio
Efek samping imunisasi polio adalah sebagai berikut :
1.    Sangat jarang; bila terjadi kelumpuhan ekstremitas segera konsul,
2.    Diare,
3.    Dehidrasi (tergantung derajat diare, biasanya hanya diare ringan).
d.    Hepatitis B
Tidak ada efek sampingnya.
e.    Campak
Efek samping dan penatalaksanaan imunisasi campak adalah sebagai berikut :
1.    Demam ringan berikan kompres dan obat antipiretik,
2.    Nampak sedikit bercak merah pada pipi dan bawah telinga pada hari 7-8 setelah penyuntikan tidak berbahaya lakukan observasi.
(Dick. George, 1992 : 37)


Insect Control

A. Pengertian
Insect (hexapoda) adalah merupakan salah satu klas dari kelompok Arthropoda (binatang yang mempunyai ciri kaki beruas).
B. Jenis-jenis Insekta
Dari klas insect dibagi menjadi 12 ordo yaitu Odonata, Orthoptera, Isoptera, Neuropthera, Hemithera, Anoplura, Hemiptera, Coroptera, Lepidoptera, Diphtera, Siphonaptera, dan Hymenoptera. Klas Insect (Hexapoda) yang bertindak sebagai vector antara lain :
1. Ordo Diphtera misalnya :
Musca Domestica (lalat rumah)
Nyamuk Anopheles sebagai vector malaria
Nyamuk Aedes aegypti sebagai vector DHF
Nyamuk Culex sebagai vector filariasis
2. Orda Siphonaptera, misalnya :
Pinjal tikus (Xenopsylla Cheopis) sebagai vector Plague (Pes)
3. Ordo Orthoptera, misalnya : Kecoak
4. Ordo Hemiptera, misalnya :
Kutu busuk (bug)
Kutu manusia, terdiri dari kutu kepala (pediculus capitis)
Kutu tubuh (pediculus humanus) dan kutu rambut kelamin (phthirus pubis).
C. Insecta sebagai vector
Serangga mungkin merupakan saingan yang paling berat bagi manusia, serangga merusak tanaman dan bahan makanan yang disimpan, mengisap darah dan juga mengganggu manusia. Di beberapa negara serangga telah merugikan para petani dengan menghancurkan tanaman dan hasil pertanian mereka. Di samping itu beberapa jenis serangga (insect) berpotensi sebagai vector penyakit pada manusia, secara langsung maupun tidak langsung dengan organism yang dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya dan melemahkan.
Insect yang berperan dalam penularan penyakit antara lain :
1. Lalat
a. ciri-ciri
- lalat adalah salah satu insect Ordo dipteral (mempunyai sepasang sayap berbentuk membrane). Yang erat dengan sebutan lalat adalah Sub ordo cyclorrappha.
- Species lalat yang sudah ditemukan berjumlah 60.000 – 100.000.
- Species lalat yang terpenting dari sudut kesehatan adalah :
- Musca domestica (lalat rumah)
- Stomoxys caletrans (lalat kandang).
b. Siklus hidup
- metamorfosa sempurna (stadium telur, larva, kepompong dan stadium dewasa).
- Perkembangan memerlukan waktu 7 – 22 hari tergantung suhu, makanan dan kelembaban.
- Selama hidupnya seekor lalat bertelur 5 – 6 kali, 75 – 150 butir sekali bertelur.
- Telur diletakkan pada bahan organik yang lembab, sampah, kotoran binatang dan sebagainya yang tidak kena sinar matahari secara langsung.
- Larva mencari tempat dengan temperatur yang sesuai (30 – 35oC) dengan berpindah-pindah tempat.
c. tata hidup lalat/ habitat
- di tempat yang basah
- benda-benda organic
- tinja
- sampah basah
- kotoran binatang yang menumpuk secara Kumulatif
- tumbuh-tumbuhan busuk
d. Kebiasaan/ Perilaku lalat
- pada siang hari lalat akan berada di meja, makanan, sampah dan lantai.
- Pada malam hari lalat istirahat pada kawat, di dinding dan tempat lainnya.
- Pada siang hari lalat istirahat, makan, kawin, dan bertelur.
- Tempat kesenangan lalat : Pasar, kandang, sampah, tanah, lantai, WC, dll.
e. peranan lalat sebagai vector
lalat dapat berperan sebagai vector di antaranya :
- Cholera
- Dysentri Amoeba
- Dysentri Baciler
- Lersh Maniasis
- African Sleeping Sickness
- Myalis
f. Tindakan Pengendalian Lalat
sasaran pengendalian lalat dapat dibedakan menjadi :
> terhadap larva
– perbaikan lingkungan untuk mengurangi tempat yang berpotensial sebagai peridukan.
– sampah yang ditampung pada tempat yang baik dan tertutup
– pengangkutan dan pembuangan sampah dilakukan setiap hari.
– tempat pengumpulan sampah diberi alas yang kedap air
– membuang kotoran (BAB/BAK) pada WC atau kakus.
– Menjauhkan kotoran ternak dari tempat tinggal manusia.
– menggunakan Larvasida : ditujukan pada sampah organik atau kotoran manusia dan binatang
– menggunakan alat spraycan atau mist blow.
> terhadap lalat dewasa
– Penyemprotan Residual Insektisida
Dilakukan pada permukaan tempat hinggap, tempat makan dan tempat istirahat.
– Menggunakan alat spraycan atau mist blower
– insectisida yang digunakan adalah Organophospat.
Untuk pemakaian dalam ruangan. Menggunakan kertas atau tali yang telah diberi lapisan insectisida dibantungkan pada langit – langit atau dinding yang banyak terdapat lalat.
– Umpan beracun (poison bait)
Bahan yang digunakan sebagai umpan dapat berupa tepung jagung, air yang dicampur gula dan lain-lain..
– menggunakan insectisida Diazinon, Dichlorvos, Malathion dan lain-lain yang di campur dengan umpan. Diletakkan pada tempat-tempat yang banyak lalat.
– Tindakan Mekanis
– Tindakan Perlindungan
– mencegah hinggapnya lalat pada makanan dan minuman.
2. Nyamuk
a. Ciri-ciri
Nyamuk termasuk Ordo Diphtera dan family Culidae yang terdiri lebih dari 2000 species dengan 3 Sub Family yang besar yaitu Anophilinae, Culicitinae, dan Toxorhynchitinae.
b. Siklus Hidup
Siklus hidup nyamuk sejak telur hingga dewasa sama dengan serangga lain, mengalami stadium yang berbeda-beda. Dalam siklus hidup nyamuk terdapat 4 stadium, yaitu : telur, jentik, kepompong dan nyamuk dewasa. Stadium dewasa sebagai nyamuk yang hidup di alam bebas, Sedangkan ketiga stadium lainnya hidup dan berkembang di dalam air.
c. Tata Hidup Nyamuk
> Tempat berkembang biak (Breedng places)
– Pada stadium telur, jentik, dan kepompong berada dalam air.
– untuk tiap jenis nyamuk mempunyai breeding places yang berbeda-beda, misalnya :
— pada air tawar, jernih ada nutrient, slow running, 10 meter per hari (Anopheles Acunitus).
— pada air payau di tepi pantai, tambak udang (Anopheles Sundaicus).
— pada tong, drum, container yang berisi air bersih (Aedes Aegypti)
— pada tempat yang tidak sewajarnya, misalnya air kubangan, dan di kebun (Aedes albopictus)
— segala macam air terutama yang mengandung zat organik seperti air kotor (Culex).
– Secara umum breeding places untuk nyamuk bersifat :
— alamiah seperti kolam, rawa, kubangan, genangan, lubang batang pohon.
— buatan manusia, seperti sawah, saluran air, bak mandi, tempayan, dll.
> tempat untuk mendapatkan umpan atau darah (feeding places).
– Berdasarkan kesenangan mencari darah dikenal 2 golongan nyamuk yaitu :
— nyamuk yang senang mencari darah manusia.
— nyamuk yang senang mencari darah binatang
– nyamuk kebanyakan kesenangan itu tidak bersifat mutlak
– setelah nyamuk betina menggigit orang atau binatang hingga perutnya penuh darah, nyamuk akan pergi ke resting places yaitu tempat beristirahat yang aman dari musuh, lembab, terlindung dari sinat matahari.
d. Kebiasaan Hidup.
Kebiasaan atas perilaku nyamuk dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :
> perilaku beristirahat (Resting Habit)
– Tempat-tempat yang disenangi nyamuk untuk hinggap istirahat umumnya adalah tempat yang gelap, lembab, kurang angin, dan jauh dari gangguan musuh.
– Berdasarkan kesukaan untuk hinggap dapat dibedakan menjadi 2 :
— Endofilik yaitu nyamuk yang cenderung beristirahat di dalam rumah atau bangunan (indoor resting).
— Eksofilik yaitu nyamuk yang cenderung beristirahat di luar rumah (outdoor resting).
> Perilaku menggigit (feeding/ biting habit)
– dibedakan menjadi :
— Anthropophilik yaitu nyamuk yang cenderung menggigit manusia.
— Zoofilik yaitu nyamuk yang cenderung menggigit binatang.
— Antropozoophilik, yaitu nyamuk yang dapat menggigit orang dan binatang.
– Menurut tempat kesukaan pada saat menggigit orang, perilaku nyamuk dibedakan menjadi :
— endofagik yaitu menggigit di dalam rumah atau bangunan
— eksofagik yaitu menggigit di luar rumah.
e. Peranan Nyamuk sebagai Vector
nyamuk dapat menularkan penyakit tertentu pada manusia di samping sebagai pengganggu serta sebagai ektoparasit (penghisap darah) manusia dan berbagai binatang menyusui. Penyakit yang ditularkan nyamuk antara lain :
> Penyakit Virus
– encephalitis yaitu penyakit yang merusak pusat Syaraf ditularkan oleh nyamuk culex.
– yellow fever yaitu ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti.
Dengue yaitu ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopietus.
> penyakit protozoa
Malaria yaitu penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang ditularkan oleh nyamuk anopheles.
> Penyakit Nematoda
Fillariasis yaitu penyakit yang ditularkan dari manusia ke manusia oleh nyamuk culex dan anopheles.
Beberapa species nyamuk yang penting dalam hubungannya dengan penyakit yang ada di Indonesia :
> Aedes
– Aedes aegypti sebagai vector penyebab DHF dan Yellow fever yang juga kemungkinan ditularkan oleh Aedes albopietus. Aedes aegypti lebih domestic dari pada Aedes albopietus. Aedes aegypti mempunyai tempat sarang antara lain : tong/ drum yang berisi air bersih di sekitar rumah, di dalam rumah, Sedangkan Aedes albopietus umumnya ditemukan di kebun-kebun.
– Ciri-ciri Aedes aegypti
Telur diletakkan satu persatu pada permukaan air atau pada dinding di atas permukaan air. Setelah 2 hari menetas, telurnya tahan terhadap kekeringan sampai beberapa bulan dan segera menetas setelah tersiram air. Stadium larvanya 4 – 6 hari. Nyamuk dewasa mulai aktif pada siang hari sekitar pukul 9 – 10 pagi atau sore hari sampai menjelang petang. Umur nyamuk betina lebih panjang dari nyamuk jantan yaitu sekitar 70 – 116 hari untuk nyamuk betina, 40 – 61 hari untuk nyamuk jantan. Jarak terbang nyamuk aedes + 100 meter.
> Anopheles
– merupakan vector daripada penyakit penyakit malaria. Species dari jenis nyamuk ini sangat banyak dan jenis yang terpenting yang dikemukakan di sini adalah :
— Anophelexa acomtus bersarang di daerah persawahan.
— anopheles sundaicus bersarang di daerah pantai.
— anopheles muculatus bersarang di daerah pegunungan.
— Anopheles leucophyrus bersarang di daerah hutan Kalimantan.
– hampir semua jenis anopheles mempunyai sayap yang berwarna bintik-bintik. Meletakkan telur satu per satu, tersebar di permukaan air yang di topang oleh pengapung yang ada di sisi-sisinya. Larva dapat ditemukan di berbagai jenis air, tetapi yang terutama pada air yang bersih. Nyamuk dewasa aktif pada malam hari.
> Culex
Berkembang biak di segala macam kondisi air, terutama yang banyak mengandung zat organic seperti air kotor yang merupakan tempat yang mereka senangi. Telur diletakkan secara bergeromol di atas permukaan air. Telur menetas antara 2 – 3 hari dan nyamuk dewasa aktif pada malam hari.
f. pengendalian nyamuk
dasar pengetahuan dan data mengenai habitat/ tempat perindukan, aspek perilaku nyamuk dapat dijadikan bahan untuk pemulihan metode pengendalian nyamuk yang efektif dan efisien.
> beberapa alternative pengendalian nyamuk sebagai berikut :
– pengelolaan lingkungan (Environmental Managemen).
—- pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan sanitasi lingkungan yang ditujukan untuk stadium pra desawa (telur, larva, dan kepompong) melalui :
1. penimbunan tempat perindukan nyamuk, dapat dilakukan apabila tempat perindukan nyamuk tidak terlalu luas.
2. pengaliran air : telur dan larva/ pupa nyamuk akan hanyut oleh derasnya air.
3. pembersihan timbunan air : untuk pengendalian jenis-jenis nyamuk tertentu yang biasanya memerlukan tanaman air untuk perkembangan telur dan larvanya.
4. dengan menutup, menguras tempat penampungan air dan mengubur/ menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan maka akan dapat mencegah dan mengendalikan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, vector DBD.
—- pemberantasan nyamuk dan sanitasi lingkungan yang ditujukan untuk stadium dewasa melalui :
1. membersihkan semak belukar/ rerumputan di sekitar rumah dan sekitar tempat perindukan nyamuk, sehingga tempat istirahat nyamuk menjadi berkurang dan tidak nyaman lagi.
2. pencahayaan yang cukup di dalam bangunan rumah perkantoran.
3. penggunaan kasa nyamuk pada lubang ventilasi bangunan
4. dapat digunakan kelambu untuk tidur
> pengendalian secara biologi (biologi control)
– dengan menggunakan hewan pemangsa larva (predator) setempat atau yang didatangkan dari tempat lain, antara lain ikan pemangsa larva.
– dengan menggunakan parasit larva nyamuk misalnya cacing nemathoda, protozoa, jamur dan bakteri dapat digunakan untuk mengendalikan populasi nyamuk.
> pengendalian secara kimiawi (chemical control)
– dikenal dengan menggunakan racun serangga (insektisida), cara ini sebaiknya digunakan sebagai alternative terakhir, apabila semua cara tidak atau belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
– pengendalian nyamuk secara kimiawi sebaiknya dilakukan oleh Petugas yang terlatih dan disiplin menurut cara dan tekhnik yang telah ditentukan agar dapat memberikan hasil yang baik. Hingga saat ini insektisida yang dapat digunakan untuk pengendalian nyamuk di Indonesia adalah : Golongan Organophosphat (OP), Carbamat (C), Sintetik Pitetroid (SP).
– Sedangkan insektisida dari Golongan Chlorinated Hydrocarbon seperti BHC, Dieldrium dan DDT sudah tidak digunakan lagi karena sifatnya sangat peresisten dan dapat menimbulkan polusi di alam khususnya pada air dan air dan tanah.
– disamping metode pengendalian nyamuk secara kimiawi yang telah dijelaskan di atas, ada juga metode perlindungan individu (personal protection) dengan menggunakan kelambu celup (Impregnated Bed Net) dengan bahan aktif insektisida dari Golongan Sintetik Pirectrioid (SP) seperti Permethin, lamda cyhalothtrin dan detamethrin, serta penggunaan bahan aktif pengusir nyamuk antara lain yang cukup popular adalah Deet (NN-Dietyl 1-3 Toheamide) di samping itu dapat juga digunakan obat nyamuk bakar.
> Pengendalian Nyamuk secara terpadu (Integral Mosquito Control).
– dengan memadukan beberapa alternative metode pengendalian nyamuk yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan pemukiman setempat, sehingga lebih berhasil. Metode pengelolaan lingkungan dapat digabung dengan metode pengendalian nyamuk secara kimia atau metode pengendalian ditujukan untuk nyamuk dewasa dapat dipadukan dengan metode pengendalian jentik/ larva nyamuk.
– Dengan menggunakan pengendalian nyamuk secara terpadu diharapkan suatu peningkatan hasil pengendalian yang lebih nyata.
3. Pinjal
a. Ciri-Ciri
- merupakan serangga kecil tanpa sayap dan badannya pipih lateral
- abdomen terdiri dari 10 segmen dan 3 segmen yang terakhir membentuk Kelamin.
- metamorphosis sempurna.
- mempunyai 7 pasang spiracle (lubang infuse) atau stigma pada thorax.
- Antenanya pendek dan terdiri dari 3 segmen.
b. Siklus hidup
> Telur
Telur biasanya terdapat pada sarang-sarang binatang rumah, pada debu atau kotoran di sela-sela lantai, kadang-kadang di bawah permadani, kerpat atau menempel pada bulu binatang. Bentuk telurnya oval warnanya keabu-abuan, besarnya 0,7 x 0,4 mm. sekali bertelur pinjal mengeluarkan 4-8 butir tiap kali sesudah makan. Selama hidupnya seekor pinjal betina dapat bertelur sampai 200 butir.
> Larva
- larvanya tidak bermata dan tidak berkaki, bentuknya seperti ulat kecil berwarna kuning atau atau coklat muda panjang 3 – 4 , bersegmen 10-12.
- makanan larva adalah kotoran adalah kotoran-kotoran yang terdapat di lantai, di sarang-sarang rumah, ada juga yang membutuhkan darah dan ada juga yang makan kotoran dari induknya.
- takut pada cahaya dan banyak bergerak.
- larva mempunyai umur antara 7 – 14 hari.
> kepompong
Sesudah cukup lama menjadi larva, maka akan membentuk cocon yang diliputi oleh benang seperti sutra. Untuk jadi kepompong stadium ini lamanya 7 – 100 hari, tergantung dari keadaan lingkungannya.
> Dewasa
- dari telur sampai menjadi pinjal dewasa diperlukan waktu 2 minggu sampai 1 tahun atau lebih.
- pinjal jantan maupun betina membutuhkan darah untuk kelangsungan hidupnya dan menghisap paling sedikit dalam satu hari.
- umur pinjal dewasa dapat mencapai 1 tahun atau lebih tergantung dari makanannya.
c. Habitat
habitat pinjal adalah binatang seperti kucing dan tikus.
d. Penyakit.
- secara langsung pinjal dapat menyebabkan penyakit pada manusia karena gigitannya dapat menimbulkan alergi dan dermatitis.
- sebagai penular dari penyakit, pinjal dapat bertindak sebagai vector penular. Pinjal sebagai vector utama dari penyakit pes yang disebabkan oleh kuman Pasteurella pestis.
- pinjak pada umumnya menjadi infektif dengan unkorganisif penyebab penyakit oleh kuman terjadinya wabah pes pada tikus-tikus dan pinjal tetap infektif pada waktu yang panjang.
- pinjal betina menggali kulit kaki terutama yang terdapat di bawah kuku dan kemudian menghisap darah penderita, sehingga terasa gatal-gatal yang hebat disertai dengan peradangan dan kemudian sering diikuti oleh infeksi sekunder.
- endem typhus yang disebabkan oleh Riketsia mooseri yang merupakan infeksi juga pada tikus dan vector penularannya adalah pinjal. Penularan pada manusia terjadi melalui luka gigitan atau luka lecet yang terkontaminasi oleh tinja pinjal yang infektif.
e. Pemberantasan Pinjal
- terhadap lingkungan hidup digunakan larutan minyak tanah, Diazinon, Lindane 1%, bubuk (1 nertdust), Malathion 10%, triklofin 1%.
- terhadap hewan rumah digunakan bedak (Malathion 4%, atau reterion 10%).
4. Kecoak
a. Ciri-ciri
- berbadan piph, mempunyai warna hitam atau coklat mengkilat
- mempunyai sepasang antena yang panjang
- bentuk mulut untuk menggigit dan mengunyah
- sayap muka keras (Tegmina) dan sayap belakang (membranous)
- binatang malam, biasanya berkelompok
- alat kelaminnya sudah sempurna
- sayap betina lebih pendek dari jantan.
b. Siklus hidup
- metamorphosis tidak sempurna (telur-larva)
Telur ini terdapat dalam kapsul (otheca), bentuknya seperti kacang merah. Kapsul ini menempel pada kecoak betina. Jumlah telur umumnya berkisar antara 15 sampai 40 butir tersusun membentuk dua baris Otheca ini selalu dibawa kemana-mana oleh kecoak betina yang kelihatan pada abdomennya.
- pada stadium nymph bentuknya kecoak sudah menyerupai yang dewasa hanya berbeda besarnya, warnanya masih putih, sayap kecil tanpa Kelamin/ kecil.
- pada kecoak dewasa alat kelaminnya sudah sempurna begitu juga sayapnya.
c. habitat
pada tempat yang gelap, panas dan lembab terutama pada daerah atau rumah yang keadaan sanitasinya kurang baik.
d. peranan kecoak dalam penularan penyakit
suatu kemungkinan yang besar sekali bahwa kecoak bisa menularkan penyakit secara mekanik karena binatang tersebut pernah ditemukan telur cacing, protozoa, bakteri, virus, dan jamur pathogen. Penyakit yang ditularkan misalnya penyakit kulit, gangguan sakit pencernaan, dan lain-lain.
e. penanggulangan
kecoak adalah binatang malam hari (pada siang hari binatang ini bersembunyi) dan malam hari dia keluar mencari makanan. Dalam penanggulangan kecoak bisa dilaksanakan secara fisik/ mekanik, kimia, dan biologis. Hanya saja dalam kehidupan sehari-hari cara penanggulangan yang biasa dilakukan adalah dengan zat kimia atau secara fisik/mekanik.
Bisa juga dengan menggunakan perangkap “Mangkuk”. Apabila kita makan sesuatu dengan mangkuk, mie misalnya, bekas lemak dalam mangkuk itu jangan dibersihkan dulu, tapi diberi air biasa separoh mangkuk.. kemudian taruh saja di tempat yang disukai kecoak.. kecoak akan masuk ke dalam mangkuk untuk makan, dia akan tercebur dalam kolam nikmat itu, tetapi karena mangkuk itu cukup curam untuk dipanjat kecoak, dia akan mati di dalamnya itu karena kepalanya agak menghadap ke bawah sehingga kepalanya terendam air dan tidak bisa bernafas.


Konsep Puskesmas

a. Pengertian Puskesmas
Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan.
1)     Unit Pelaksana Teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD), Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2)      Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3)      Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten / kota adalah dinas kesehatan kabupaten / kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten / kota sesuai dengan kemampuannya.
4)      Wilayah Kerja
Secara Nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi apabila di satu Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas K esehatan kabupaten/kota.
b. Visi dan Misi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama, yakni:
1)      Lingkungan sehat
2)      Perilaku sehat
3)      Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta
4)       Derajat kesehatan penduduk kecamatan
Misi tersebut adalah:
1)      Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan damapk negative terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
2)      Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3)      Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan sertameningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4)      Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan.
c. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.
d. Fungsi Puskesmas
1)     Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2)     Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetap, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat.
3)     Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu danberkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:
  1. Pelayan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi  dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap.
  1. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
e. Struktur Organisasi Puskesmas
Menurut keputusan menteri kesehatan RI nomor 128/MenKes/RI/SK/II/2004, struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten / kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :
1)     Kepala puskesmas
2)     Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam pengelolaan:
  1. Data dan informasi
  2. Perencanaan dan penilaian
  3. Keuangan
  4. Umum dan kepegawaian
3)     Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:
  1. Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM
  2. Upaya kesehatan perorangan.
4)     Jaringan pelayanan puskesmas:
  1. Unit puskesmas pembantu
  2. Unit puskesmas keliling
  3. Unit bidan di desa/komunitas

Konsep Dasar Kepuasan

Pengertian
Puas adalah merasa senang atau gembira karena sudah terpenuhinya hasrat hati (DepDikBud, 1993 Henny Sularesti, 2005).
Kepuasan adalah perihal yang (bersifat) puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya (DepDikBud, 1993 Henny Sularesti, 2005).
Memuaskan adalah menjadi puas, memberi (memenuhi, menuruti dan sebagainya) higga puas (DepDikBud, 1993 Henny Sularesti, 2005).
Kepuasan adalah hasil (out come) yang di rasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan yang di inginkan.
2.    Kepuasan Klien
Kepuasan klien lebih di fokuskan pada beberapa hal yang berkaitan dengan :
a.    Pengetahuan pasien/klien tentang masalah kesehatan yang di alaminya/oleh keluarganya.
b.    Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan.
c.    Efisiensi pelayanan.
d.    Memperoleh informasi yang di perlukan.
e.    Kebebasan melakukan pilihan.
f.    Kenyamanan.
g.    Keamanan (DepKes RI,2000,cit,dalam Supiani. H,2003 dalam Henny Sularesti, 2005).
3.    Pentingnya Kepuasan
Dalam era globalisasi sekarang ini yang ditandai oleh revolusi teknologi komunikasi informasi mengakibatkan perubahan yang luar biasa.Kebutuhan dan keinginan klien dewasa ini semakin meningkat dan beraneka ragam sehingga semakin sulit untuk memuaskan kliennya.
Pelaku bisnis tidak hanya bertujuan memenuhi kebutuhan klien tapi berusaha melakukan perbaikan terus-menerus teknologi dan informasi dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan.
Kepuasan menjadi sasaran strategis agar dapat tumbuh kembang dan tetap eksis  dalam menghadapi perubahan dan persaigan yang sangat ketat.
4.    Mengukur Kepuasan Klien
Kepuasan klien adalah hasil (out come) yang di rasakan atas penggunan produk dan jasa atau melebihi harapan yang di inginkan. Bagaimana mengetahui hasil yang di rasakan klien melebihi atau kurang dari harapan yang di inginkan?
Kotler, 1994, Yamit. Z, 2001, mengemukakan beberapa metode yang dapat di gunakan untuk mengukur kepuasan klien. Metode tersebut yaitu :
a.    Sistem Pengaduan.
Sistem ini memberikan kesempatan kepada klien untuk memberikan saran, keluhan dan bentuk ketidak puasan lainnya dengan cara menyedikan kotak saran. Setip saran dan keluhan yang masuk harus menjadi perhatian sebab saran dan keluhan tersebut pada umumnya di landasi oleh pengalaman mereka sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap produk.
b.    Survey Klien
Merupakan cara yang umum di gunakan dalam mengukur kepuasan klien. Misalnya : melalui pos, telepon atau wawancara secara langsung.
c.    Panel Klien.
Mengundang klien yang setia terhadap produk dan mengundang klien yang telah berhenti membeli atau pindah menjadi klien. Dari klien setia akan diperoleh informasi tingkat kepuasan yang mereka rasakan dan dari klien yang telah berhenti membeli akan memperoleh informasi mengapa hal itu bisa terjadi. Apabila klien yang berhenti membeli (customer loss rate) ini meningkat, hal ini menunjukan kegagalan dalam memuaskan klien.
Peters, 1989 dalam Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, 1995, p. 106-107, cit, Yamit, Z.2001 dalam Henny Sularesti, 2005 mengemukakan,terdapat 10 (sepuluh) kunci sukses dalam mengukur klien, yaitu :
1.    Frekuensi.
Beberapa kali mengadakan survey untuk mengetahui kepusan klien?. Peters, mengatakan bahwa paling tidak setiap 60 sampai 90 hari sekali.
2.    Siapa yang melakukan survey kepuasan?. Dikatan oleh Peters mengatakan bahwa sebaiknya yang melakukan survey formal kepuasan klien adalah pihak ketiga dan hasilnya di sampaikan kepada semua pihak dalam organisasi.
3.    Isi.
Isi (content) pertayaan yang di ajukan adlah pertayaan standard dan dapat di kuantitatifkan.
4.    Desain isi.
Tidak ada satupun instrumen survey yang paling baik untuk setiap kondisi. Oleh karena itu haruslah mendesain survey secara sistematis dan memperlihatkan setiap pandangan yang ada.
5.    Melibatkan setiap orang.
Meraka yang mengunjungi klien untuk melakuakan survey adalah semua level dan semua fungsi yang ada dlam organisasi, mulai dari menajer puncak hingga karyawan.
6.    Mengukur kepuasan setiap orang.
Harus mengukur kepuasan semua pihak, tidak hanya klien langsung seperti pemakai akhir, tetapi juga klien tidak langsung seperti distributor, agen, pedagang besar, pengecer dan lain-lain.
7.    Kombinasi berbagai ukuran.
Ukuran yang di gunakan dalam kepuasan klien hendaknya di batasi pada skor kiantitatif yang merupakan kombinasi dari berbagi unsure, seperti : individu kelompok kompensasi insentif dalam penjualan.
8.    Hubungan dalam kompensasi dan reward Lainnya.
Hasil pengukuran kepuasan klien harus di jadiakn dasar dalam penentuan kompensasi insentif penjualan.
9.    Penggunaan ukuran secara simbolik.
Ukuran kepusan klien hendaknya di buat dalam kalimat sederhana mudah di ingat.
10.    Bentuk pengukuran lainya.
Deskripsi kualitatif mengenai hubungan karyawan dengan klien harus mencakup penilaian sampai sejauh mana karyawan memiliki orentasi pada kepuasan klien.
Implikasi dari pengukuran kepuasan klien tersebut adalah klien di libatkan dalam mengembangkan produk dan jasa dengan cara mengidentifikasi apa yang dibutuhkan klien. Hal ini berbeda dengan klien dalam konsep tradisional, dimana mereka berada di luar sistem.
Tujuan untuk melibatkan klien dalam pengembang produk dan jasa adalah agar dapat memenuhi harapan klien, bahkan jika mungkin melebihi harapan klien (Yamit. Z, Drs. Msi, 2001 dalam Henny Sularesti,2005).

sumber: http://fuadbahsin.wordpress.com

Minggu, 16 September 2012

birahi menghilangkan rasa jijik

Rasa jijik adalah mekanisme alami untuk mendorong manusia menjauhi segala hal yang bisa membuatnya muak, mual dan bahkan kemudian muntah. Namun mekanisme ini bisa hilang saat seseorang sedang birahi atau terangsang secara seksual.

Hubungan seks sendiri sebenarnya melibatkan banyak aktivitas yang tidak nyaman, setidaknya kalau dilihat dalam kondisi normal. Pertukaran cairan tubuh dengan baunya yang amis, juga bau keringat yang belum tentu wangi akan sangat menjijikkan kalau muncul saat tidak sedang birahi.

Para ahli psikologi dari University of Groningen mengungkap, hubungan seks jadi tidak menjijikkan kalau dilakukan dalam kondisi terangsang secara seksual. Hilangnya kepekaan terhadap rasa jijik juga terjadi pada hal-hal menjijikkan yang lain, termasuk dalam kaitannya dengan makanan.

Dalam sebuah eksperimen, para ahli psikologi di bawah pimpinan Charmaine Borg melakukan pengamatan terhadap 90 orang dewasa heteroseksual. Para partisipan diminta melakukan 16 jenis aktivitas yang dianggap menjijikkan dan kira-kira bisa membuat orang ingin muntah.

Tips menghilangkan gatal akibat bulu bambu

Nah, jika ini pertama kali Anda berkenalan dengan pohon bambu yang masih asli, belum dibersihkan oleh pedagang bambu, tips berikut bisa berguna. Dibandingkan dengan kayu, bambu memiliki banyak kelebihan. Mudah didapat sehingga murah, ulet, dan memiliki nilai artistik. Bambu sendiri banyak dimanfaatkan untuk bahan kerajinan seperti angklung, kursi, atau gazebo.
Berikut tips untuk menangkal gatalnya kulit akibat terkena bulu bambu:
  • Gosoklah kulit yang terkena bulu bambu tadi ke rambut Anda. Waktu kecil saya diajari orangtua cara ini. Begitu terkena bulu langsung kepala menjadi tujuan. Bagaimana jika yang terkena punggung atau wilayah yang sulit mempertemukan rambut kepala dengan kulit yang terkena? Ya terpaksa pinjam rambut orang lain.
  • Jika rambut tidak mau kotor, carilah daun petai cina. Gosokan ke kulit Anda yang terkena bulu bambu tadi. Biarkan beberapa saat agar daun petai tadi bekerja. Setelah selesai cucilah dengan sabun.
Bentuk kearifan tradisional ini patut kita lestarikan sebagai warisan kekayaan leluhur budaya kita.

Manfaat hubungan seksual di pagi hari

Aktivitas bercinta yang dilakukan pada pagi hari bisa menggerakkan setiap bagian otot yang ada di tubuh, serta memberi latihan bagi jantung dan paru sama seperti ketika seseorang melakukan senam aerobik.

Beberapa ahli menuturkan ada penelitian yang menunjukkan pada pagi hari jumlah sperma yang dimiliki oleh laki-laki cenderung lebih banyak dibanding waktu lain, meski jumlahnya tidak terlalu signifikan berbeda.

Selain itu setelah tidur malam yang cukup dan baik, kadar hormon seks testosteron pada laki-laki akan meningkat. Kondisi ini tentu saja mempengaruhi peningkatan perasaan seksual.

Berikut ini daftar manfaat kesehatan yang bisa didapat pasangan jika keduanya melakukan hubungan seks pagi hari:

1. Meningkatkan sirkulasi darah sehingga mengurangi atau mencegah terjadinya tekanan darah tinggi
2. Membantu mengeluarkan 300 kalori per jam
3. Mengurangi risiko terkena migrain
4. Sakit di sendi seperti arthritis cenderung mereda
5. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena produksi antibodi IgA bertambah
6. Laki-laki cenderung bisa bertahan lebih lama karena lebih segar setelah istirahat malam
7. Bercinta menjadi cara yang bagus untuk membangun semangat dan energi di pagi hari
8. Membantu melepaskan hormon oksitosin yang membuat pasangan merasa semakin dekat dan bahagia.